07.33 | Posted in
Berdasarkan cara pembentukannya batuan dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. BATUAN BEKU
batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Macam-macamnya adalah :
a. Batu Apung
http://ceriteraku.wordpress.com/2007/09/26/batu-terapung/http://www.ency.tcv.pl/id/wiki/Batu_apung.html
batu apung terbentuk dari pendinginan magma yang mengandung gelembung gas. Ciri-ciri utama batu apung adalah warna ke abu-abuan berpori-pori, bergelembung, ringandan terapung di air.

b. Batu Kaca atau Obsidian

Obsidian

batu Obsidian terbentuk dari larva permukaan yang mendingin dengan cepat. Ciri- ciri utama batu ini adalah warna hitam seperti kaca tidak ada kristal.

c. Batu Basal
Batu Basal terbentuk dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas tetapi gasnya telah menguap. Ciri-ciri utama batu basal terdiri dari atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau ke abu-abuan dan berlubang-lubang.

d. Batu Granit
The image “http://wb3.itrademarket.com/pdimage/61/843661_granitestonegreen.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.
Batu granit terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat dibawah permukaan bumi. Ciri-ciri utama batu granit yakni warna nya putih sampai abu-abu, kadang-kadang terdiri atas kristal-kristal kasar.

2. BATUAN ENDAPAN (SENDIMEN)

Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses litifikasi yaitu proses kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:

1. BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.

3. SANDSTONE

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

  • QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

  • ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

  • GRAYWACKE

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

4. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

5. LIMESTONE

Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

  • CALCARENITE

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil dan oolit.

  • CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.

  • GAMPING TERUMBU

Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal

6. SALTSTONE

Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

7. GIPSUM

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

8. COAL

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.

Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.


3. BATUAN MALIHAN (METMORF)
B
atuan malihan adalah batuan yang terjadi oleh peristiwa kimia dalam jangka waktu yang lama, tekanan yang sangat besar dan dalam suhu yang sangat tinggi. Batuan malihan bersal dari batuan beku dan batuan endapan yang berubah karena pengaruh suhu dan tekanan tinggi dalam kerak bumi.
macam-macam batuan malihan atau metamorf adalah :

a. Marmer atau batu Pualam

Marmer adalah batu gamping yang berbah karena tekanan dan suhu tinggi di dalam kerak bumi. Marmer atau batu pualam mempunyai permukaan yang mengkilap dengan garis-garis warna lembut melintang banyak digunakan batu hiasan karena indah dipandang.

b. Batu Sabak
Batu sabak adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen berbutir halus, misalnya serpih yang berubah karena tekanan dan suhu tinggi

c. Batu Kuarsa
Batu kuarsa berasal dari batu pasir yang berubah karena suhu dan tekanan yang tingi.

Untuk keterangan lebih lanjut, kunjungi situs ini: Geology.about.com
Category:
��
07.20 | Posted in

Ancient people used minerals that came from the Earth. They used chert, flint, jasper, obsidian and quartzite for tools and weapons which they shaped by using deer antlers (which are shed every year) or other hard-pointed sticks or rocks. Ancient people used clay to make pots for cooking and jars to hold water or store food. Some minerals and gems, such as agate, jade, opal, and turquoise, were prized possessions and were often used for trading and bartering. Ancient people learned how to mix soil and water to make mud. Straw and grass were added to the
mud to make it stronger. This mixture was then formed into brick-like shapes and dried. The bricks, called adobe, could be stacked and stuck together with more mud. Today, bricks are made of clay. Even ancient people experienced the violent actions of earthquakes or volcanoes that change Earth’s form. The land we live on has many forms and is always changing. In some places there are mountains. In other places there are canyons and valleys. Each type of land form has a name. In the San Luis Valley of Colorado you will find sand dunes. The wind action keeps the dunes in one area but their shapes are constantly changing. In Utah there is a land
form called Arches National Monument. The wind, rain, and snow have actually worn huge holes all the way through limestone outcrops. Forms that look like rock bridges are called arches. There are many odd shapes formed by the erosion of wind and water. Some even look like people. Modern people have an easier way of life than the ancient people because of advances in science and technology. All of the products we use today also come from the Earth. The raw materials used to make the products we need have to be mined. Mining for minerals is done in many ways. Some minerals are found near the surface of the Earth. They can be mined by the open pit or strip mining method. Minerals that are hidden deep in the Earth are extracted by digging a deep shaft straight down. Horizontal drifts are mined off certain levels of the shaft. All
mining depends on where economic concentration of minerals (ore) are found.

When economic amounts of a mineral are found it is called an ore body. As an example, halite (salt) is found in almost pure form in the state of Kansas. Halite is usually mined underground by the room-and-pillar mining method. This method is also used to mine trona and potash. Potash is used as a fertilizer. Marble (the metamorphic form of limestone) is mined by the quarry
method. It is taken out of the ground in big blocks and is used for buildings, flooring, and for art works such as statues. An ore body may contain a combination of metals such as tin, titanium, lead, zinc, tungsten, gold, and silver. When more than one mineral is found in an ore body a scientist (metallurgist) has to decide which processes will be needed to recover each mineral.
Processing several metals/minerals can be expensive. To determine the size and value of an ore body, geologists drill holes in the Earth. The drill they use is called a core drill. The entire core is brought to the surface where the geologist inspects its mineral content. Geologists call this core “drill core.” The logging (recording) of the drill core is very important. The geologist records the depth at which the core was taken and the amount of mineral present. Assays by a chemist are made to determine the quantity and quality of the mineral or metals present. Sometimes many holes have to be drilled to show the outline of the ore body. After the drilling data is plotted on a map the geologist can determine whether the ore body is large enough to mine at a profit.
Oil and gas are also mined, but in a different way than metals and minerals. Holes (called wells) are drilled into the ground until they hit rocks containing economic amounts of oil or gas. Oil and gas fill the tiny spaces between the grains of porous rocks, usually sandstone. Oil and gas move upward in these porous rocks until they are stopped (trapped) by nonporous rocks, usually a shale called caprock. There are three types of traps. An upward bulge of rock layers is called
an anticline trap. Where caprock is moved by faulting on top of oil and gas-bearing beds, the trap is called a fault trap. The hardest place to find oil is in a stratigraphic trap, A stratigraphic trap is where a body of sandstone (like a sandbar or river channel) is enclosed by nonporous rock.
Category:
��
06.31 | Posted in
Nah, ini yang kemaren saya janjiin.
tapi khusus bwt kelas 7 aj ya...


neh cb kalian kerjakan soal yg ad di link d bawah ini:

remidi

Attention:
  • klo udah dapet, bs sebarin ke teman2 kalian yg g bs online.
  • Jawaban bs langsung d"comment" dBlog saya ini, via email atau diserahin kSkull
  • Paling lambat penyerahan jawaban hari selasa, 9 juni 2009, jam 20.00 WIB (jika diserahin online lewat Blog atau email)
Category:
��